PURBALINGGA– Puluhan orang mendem bareng (mabuk bersama) memeriahkan Festival Ebeg Piala Bupati Purbalingga di lapangan Kelurahan Penambongan, Kecamatan Purbalingga, Minggu (27/8/2023) kemarin.
Mendem alias wuru bareng tersebut dilakukan para peserta festival, sekaligus sebagai acara penutup festival yang digelar dalam rangka memperingati HUT ke-78 RI.
Acara yang diikuti oleh 18 grup kesenian kuda lumping (ebeg) dari 18 kecamatan di Kabupaten Purbalingga ini menggambarkan betapa kuatnya cinta masyarakat terhadap budaya lokal.
Tri Gunawan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, menyatakan bahwa antusiasme masyarakat terhadap pertunjukan ebeg adalah bukti nyata kecintaan mereka terhadap warisan budaya lokal.
“Pemerintah Kabupaten Purbalingga berkomitmen untuk mendukung festival ebeg ini dan menjadikannya sebagai acara tahunan yang tetap menghidupkan semangat budaya Jawa Banyumasan,” katanya, seperti dikutip Suara Merdeka
Teguh Purwanto, Ketua Paguyuban Keluarga Ebeg Purbalingga (Paku Beling), yang juga menjadi pelaksana kegiatan, menekankan bahwa tujuan utama dari Festival Ebeg Purbalingga adalah untuk merawat dan melestarikan budaya Banyumasan, termasuk kesenian ebeg.
Puncak dari acara ini adalah pengumuman pemenang. Hasil penilaian oleh dewan juri mengantarkan Kecamatan Purbalingga sebagai juara pertama, diikuti oleh Kecamatan Bojongsari sebagai juara kedua, dan Kecamatan Kalimanah sebagai juara ketiga.
Mereka akan memboyong pulang piala dan uang pembinaan sebagai hadiah atas prestasi mereka dalam menjaga dan menghidupkan warisan budaya.
Sebagai penutup yang tak kalah menarik, aksi “janturan bareng” menjadi sorotan utama. Pertunjukan janturan ini, yang menjadi bagian akhir dari setiap pertunjukan ebeg, menyajikan tarian yang penuh semangat dan kebebasan, menggambarkan tingkah laku yang tak terkendali seperti Bigar