BANJARNEGARA–Pagi ini, 19 Desember 2023, warga Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara Jawa Tengah, berhimpun bergerak ke lokasi tanah pemakaman Tionghoa (tanah Bong) di desa itu.
Yayasan Budi Mulya yang menjadi pemilik tanah seluas 12 hektar itu, sejak lama telah menyetujui sebagian lahannya yang tak ada pemakaman leluhur mereka dapat digunakan untuk tempat sentra pendidikan dan pemberdayaan desa.
Harapannya, di lokasi ini akan dibangun tempat pertemuan, lokasi pertanian organik, tempat pembibitan tanaman buah, tempat pengolahan sampah, tempat peternakan kambing perah unggulan dan pengolahan pakan ternak, dan banyak lagi impian. Kata mereka: “Yang kami butuhkan adalah contoh, bukan sekedar ucapan atau pidato berkepanjangan”.
Beberapa pemuda desa ini pernah datang ke Kampung Ilmu, Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Jawa Barat untuk melihat contoh sentra pemberdayaan. Saya ikut mendampingi mereka untuk membangun cita-cita.( Lihat Kampung Ilmu di Purwakarta, https://youtu.be/WKm176cTTNc?si=aFJ7WY__c-Hj-c-P)
Dalam diskusi, kesadaran para pemuda dan warga Sumberejo tumbuh. Wilayah pertanian mereka harus ditransformasi menjadi wilayah pertanian ramah lingkungan. Praktik pertanian yang mereka lakukan selama ini, terlalu berbahaya bagi lingkungan tempat mereka tinggal.
Kelangsungan kelestarian alam dapat terancam dan membahayakan kehidupan. Karena di banyak lahan berbukit tempat mereka tinggal tak lagi banyak pohon lindung dan tanaman tegak, maka erosi, bencana longsor dan banjir pun sering terjadi.
Pertanian tanaman kentang dan sayur mayur yang menjadi penyangga ekonomi mereka, terdegradasi. Karena hama tanaman begitu ganas, pestisida seringkali digunakan berlebihan. Ekosistem menjadi rusak. Bahkan Sungai Serayu telah lama terkena imbas.
Erosi dan sedimentasi lumpur telah mendangkalkan sungai dan menutup 90% Waduk Mrica (Waduk Jenderal Sudirman). Semua warga berdoa agar cuaca ekstrim tidak mendatangkan bencana besar. Apalagi bila waduk jebol karena banjir lumpur. Lihat suasana diskusi terakhir warga: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2415951125272697&id=100005734987888&mibextid=UyTHkb
Menyadari rentannya kondisi ini, harus ada langkah perubahan. Harus ada langkah untuk menyelamatkan kehidupan saat ini dan juga generasi mendatang. Namun, tentu tak mudah. Harus ada langkah terukur yang menyelamatkan lingkungan tanpa mengorbankan ekonomi rakyat.
Setelah melalui diskusi panjang, akhirnya hari ini gerakan dilakukan. Warga berkumpul menggalang tekad. Pemerintah Daerah Banjarnegara sepenuhnya mendukung. Alat berat diturunkan Pemda untuk membantu penataan lahan.
Petugas kepolisian dan aparat desa ikut membantu. Balai Besar Wilayah Serayu (BBWS) Serayu Opak PUPR, memberikan bantuan awal berupa greenhouse untuk tempat pembibitan. Juga sudah dibeli mesin pencacah untuk membuat pakan ternak, dan juga kandang kambing perah unggulan.
KLHK telah menyiapkan beragam bibit tanaman untuk dijadikan percpntohan–alpokat hass, kopi, jeruk, kaliandra dan banyak lagi. Semua tampak bersemangat.
Semoga langkah ini akan menjadi awal tumbuhnya gerakan perubahan yang memakmurkan ekonomi dan memakmurkan alam secara berkelanjutan. Semoga! (Imam Budi Prasojo)