BANJARNEGARA—Embun es yang masih turun di Kawasan wisata Dieng ternyata menimbulkan dampak negative bagi para petani kentang dan sayuran.
Dikabarkan bahwa sedikitnya 20 hektar lahan pertanian kentang di dataran tinggi itu terancam rusak. Bahkan seluas 6 hektar tanaman dipestikan gagal panen.
Kordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kabupaten Banjarnegara, Udin Priyatno, mengatakan tanaman kentang itu terletak di kompleks Candi Arjuno.
“Enam hektar itu di komplek Candi Arjuna dan itu sudah pasti puso. Usia tanaman rata-rata 40-70 hari setelah tanam,” katanya, seperti dikutip SerayuNews.
Dikatakan bahwa lahan yang 14 hektar lainnya juga akan mengalami gagal panen jika embun es masih terus berlangsung hingga akhir September ini.
Lahan kentang yang berada di ketinggian, hingga saat ini justru belum terdampak. Rata-rata, kata dia, usia tanaman kentang di wilayah atas 40-70 hari setelah tanam. Usia tersebut, sangat rawan gagal panen.
“Jika usia tanaman di atas 70 hst, petani masih bisa panen walau jumlahnya sangat menurun,” katanya.
Untuk mencegah kerusakan, kata Udin, ada beberapa cara yang di lakukan petani. Mereka biasanya menutup tanaman dengan rumput atau memasang atap plastik transparan, pada lahan tanaman.
Namun, karena cuaca ekstrem masih terus berlangsung, tingkat keberhasilannya juga rendah. Cara tersebut seringkali gagal, karena ekstremnya suhu dingin di dataran tinggi tersebut.
Salah seorang petani kentang, Irhamto mengatakan, untuk mencegah kerusakan pada tanaman biasanya petani melakukan penyiraman air pada pagi hari sebelum matahari terbit.
“Itu harus di lakukan setiap pagi, karena suhu air lebih hangat dari pada suhu udara. Sehingga tidak langsung mencairkan embun es,” katanya.