PURWOKERTO–Sebuah momentum menarik terjadi kala Pembukaan Rapat Kerja Nasional Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Ketika didaulat untuk memberikan amanah, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengaku baru saat itu berpapasan dengan Andy F Noya yang merupakan seorang wartawan dan pembawa acara televisi Indonesia.
“Jadi, saya minta ke depan, saya minta berdiri dulu, Pak Andy F Noya ke atas sebentar,” katanya sembari meminta Andy F Noya naik ke atas panggung dan berdiri di belakang mimbar.
Selanjutnya, ia pun mewawancarai pembawa acara televisi “Kick Andy” itu.
“Saudara Andy F Noya, anda ini adalah orang yang sangat terkenal dan dikenal oleh banyak orang, mengapa seperti itu. Oleh karena itu saya minta bagaimana pendapatnya, komentar tentang rakernas ini,” katanya.
Sambil tertawa, Buya Anwar Abbas mengatakan Andy F Noya kerjaannya mengerjai orang, sehingga sekarang dia pun mengerjai pembawa acara televisi tersebut.
Terkait dengan pertanyaan tersebut, Andy F Noya pun memberikan jawaban yang disertai dengan humoran.
“Saya jadi nyesel ke sini nih. Tapi yang benar, sebenarnya saya ke sini diminta mewakili Pak Panji Gumilang, serius ini karena Pak Panji Gumilang bilang ‘tolong wakili saya karena ada sahabat saya di situ, Buya Anwar, itu sohib banget, kata anak muda bestie banget,” katanya disambut tawa Buya Anwar dan peserta rakernas.
Lebih lanjut, Andy mengatakan itu karma sebenarnya karena dia tidak tahu apakah ada hubungannya dengan wawancaranya dengan Panji Gumilang, sehingga kena setrap sama Buya Anwar.
“Buya, satu kehormatan hari ini saya ketemu Buya pribadi. Saya jujur saja selama ini mengagumi karena waktu itu kami sempat bertemu dan berbincang dalam berbagai event, bahkan secara pribadi sama almarhum Buya Safii Maarif,” jelasnya.
Ia mengaku selalu memberikan contoh terutama pada anak-anak muda dalam suatu diskusi tentang bagaimana bangsa Indonesia menghargai sosok-sosok di negeri ini.
“Nah, kami sampai pada kesimpulan ternyata bangsa kita ini lebih menghargai kemasan daripada isi. Yang dimaksud kemasan, minta maaf, kita kok lebih menghargai orang yang naik mobil mewah, orang-orang yang mengenakan jas mahal, dasi mahal, jam tangan mahal, sepatu mahal, dan serba mewah,” katanya.
Menurut dia, masyarakat cenderung takjub dan memandang orang-orang yang menggunakan barang mewah itu lebih mulia ketimbang orang-orang yang “isi” dan menjadi bapak bangsa atau orang-orang seperti Buya Anwar yang menghadirkan nilai-nilai.
Ia mengatakan Buya Anwar kalau naik sepeda memakai batik sederhana dan sandal sehari-hari, ketika melewati di depan anak-anak muda kemungkinan akan dibiarkan lewat begitu saja.
“Mereka tidak hormat, enggak merasa inilah sebenarnya sosok yang membawa nilai bagi bangsa kita,” katanya.
Andy mengaku prihatin sehingga ketika di depan anak-anak muda, dia selalu mengajak mereka untuk mengubah pola pikir guna lebih menghargai pandangan-pandangan orang dan nilai-nilai yang disampaikan daripada sekadar kemasan.
Setelah mendengarkan berbagai pernyataan yang disampaikan oleh Andy F Noya dan berdiskusi dengannya, Buya Anwar pun mempersilakan pembawa acara televisi itu kembali ke tempat duduknya. “Jadi anda cerdas sekali ya. Silakan duduk,” katanya.
Ia pun mengaku terus terang jika jadi pengagum Andy F Noya karena pembawa acara televisi itu seorang tokoh langka yang berani membuat pertanyaan yang kadang sangat sensitif.
“Sampai Panji Gumilang bilang ‘MUI sarang teroris’ kan begitu ya. Terima kasih ya Pak Andy, ini ekspresi saya, saya betul-betul gembira dan bahagia, dan saya juga bingung, siapa yang mengundang Pak Andy,” kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu sembari tertawa.
Pemberdayaan masyarakat
Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah M Nurul Yamin mengatakan MPM Muhammadiyah fokus dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat Indonesia.
“Majelis Pemberdayaan Masyarakat mengidentifikasi persoalan kesenjangan, persoalan kemiskinan dan persoalan kedaulatan pangan. Oleh karena itu, kami fokus, satu, di sektor pertanian,” kata Nurul Yamin di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (29/7).
Yamin mengatakan hal itu usai Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MPM PP Muhammadiyah 2022-2027 dengan tema “Kolaborasi Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat” berlangsung di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) pada 28-30 Juli 2023.
Di sektor pertanian, kata dia, upaya yang dilakukan MPM di antaranya melakukan inovasi atau pembaruan-pembaruan terkait dengan keluhan-keluhan petani tentang biaya produksi yang tinggi namun harga jual turun saat masa panen.
Dalam hal ini, lanjut dia, langkah yang dilakukan MPM adalah mencoba dengan melakukan efisiensi produksi dan mengoptimalkan sisi pendapatan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
“Kemudian yang kedua, di sektor pertanian ini juga kita mendampinginya hulu sampai hilir. Jadi bukan hanya produksi, juga di level tengah,” jelasnya.
Ia mengatakan pendampingan di level tengah yang merupakan kelembagaan petani itu dilakukan melalui Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam).
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk membangun kemandirian berorganisasi petani di seluruh Indonesia.
“Juga lembaga ekonomi petani. Kita menginisiasi 100 koperasi tani Muhammadiyah di periode ini mulai menggeliat,” jelasnya.
Sementara di sektor hilirnya atau akses pasar, kata dia, MPM sudah bermitra dan bersinergi dengan pasar internal Muhammadiyah, yaitu amal asaha Muhammadiyah (AUM) seperti kampus dan rumah sakit menjadi bagian hilir dari proses pemberdayaan secara keseluruhan.
Di samping pertanian, lanjut dia, MPM juga menyoroti isu nelayan dan isu buruh, baik buruh dalam negeri maupun luar negeri yang sekarang pemberitaannya cukup intens terkait dengan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
“Kita punya best practice untuk pemberdayaan buruh ini. Dan yang ketiga adalah di sisi daerah tertinggal dan kelompok-kelompok marjinal lain termasuk miskin perkotaan,” tegasnya.
Ia mengatakan salah satu kelompok miskin perkotaan yang didampingi MPM adalah masyarakat pemulung di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut dia, di TPST Piyungan terdapat 500 pemulung yang sedang didampingi untuk bertranformasi terkait dengan kebijakan pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Jebul Suroso mengatakan UMP sebagai amal usaha Muhammadiyah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan Rakernas MPM PP Muhammadiyah 2022-2027.
“Kenapa demikian, satu, UMP sangat bersinergi dengan MPM untuk program UMP sebagai Rumah UMKM. Yang kedua, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari universitas untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Menurut dia, sinergi UMP dengan MPM PP Muhammadiyah juga relatif hangat melalui Pusat Studi Dakwah Komunitas (PSDK) yang akan terus dikembangkan.
Selain itu, kata dia, pemanfaatan riset dan laboratorium UMP untuk penguatan Majelis Pemberdayaan Masyarakat.
“Contoh, mocaf sebagai salah satu pangan alternatif pengganti gandum. Ini kita support melalui penelitian kita dan bahkan kita berencana untuk bisa turut memproduksi tepung mocaf,” tegasnya.