PURWOKERTO—Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed) Purwokerto menambah lagi lima orang guru besar sehingga jumlahnya menjadi 119 tenaga pengajar bergelar Profesor.
Kelima guru besar yang pekan ini dikukuhkan terdiri atas Prof. Dr. Muslihudin, M.Si sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sosiologi Lingkungan; Prof. Dr. Ir. Petrus Hary Tjahja Soedibya, M.S. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Budidaya Perairan (Akuakultur); Prof. Yunita Sari, S.Kep.Ns., MHS., Ph.D. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Keperawatan Medikal Bedah; Prof Ir. Kharisun, Ph.D. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kimia Tanah; dan Prof. Dr.sc.agr. Ir. Muhamad Bata, M.S., IPU. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
Dalam pengukuhan tersebut, Prof. Muslihudin menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pentingnya Kepedulian dan Kontrol Sosial Dalam Mencegah Degradasi Lingkungan Hidup” yang memaparkan tentang kondisi lingkungan saat kini telah ditandai dengan adanya kerusakan dan degradasi.
Menurut dia, perubahan cara pandang atau paradigma yang tadinya hanya berorientasi hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, perlu berubah menjadi cara pandang yang harus memikirkan semua kepentingan realitas ekologis.
“Hanya dengan cara itulah, kita dapat mengerem laju degradasi lingkungan agar tidak segera sampai pada apa yang disebut hari kiamat (domsday),” tegas Prof. Muslihudin.
Sementara itu, Prof. Petrus Hary Tjahja Soedibya menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Revolusi Nano Teknologi Untuk Pengembangan Akuakultur” yang menjelaskan bahwa implementasi Nanobubble sangat diperlukan di bidang akuakultur karena dapat meningkatkan produktivitas perairan dan menekan trigger penyakit yang akan menginfeksi organisme yang dibudidayakan.
Menurut dia, Nanobubble juga dapat diimplementasikan dengan menambahkan beberapa gas-gas tertentu sebagai tujuan khusus.
Selain itu, kata dia, perkembangan nano teknologi dan penggunaan bahan nano pada industri perikanan budi daya masih terus dilakukan walaupun perkembangannya sangat lambat.
Selanjutnya, Prof. Yunita Sari, S.Kep.Ns., MHS., Ph.D. menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Terapi Untuk Mempercepat Penyembuhan Luka Diabetes”.
Ia mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa penggunaan zinc oxide mampu menurunkan jaringan nekrotik pada pasien dengan luka diabetes.
“Masa penyembuhan pada pasien yang dirawat dengan zinc oxide secara signifikan lebih pendek, persentase jaringan nekrotik (jaringan mati) lebih rendah, dan persentase jaringan granulasi (jaringan yang baru tumbuh) lebih tinggi pada pasien yang dirawat dengan menggunakan salep zinc oxide dibandingkan dengan luka yang dirawat dengan perawatan standar (hanya kasa dan larutan normal saline),” ungkapnya.
Menurut dia, adanya penemuan terapi vibrasi untuk terapi luka diabetes tipe iskemi dan terapi salep zinc oxide untuk terapi luka diabetes tipe neuropati membawa harapan baru pada penderita luka diabetes. Sementara dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Potensi Batuan Alam Untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Prduktivitas Tanah”, Prof Ir. Kharisun, Ph.D. mengatakan berbagai upaya harus dilakukan untuk menjaga agar tanah tetap mempunyai kualitas yang baik untuk memberikan kehidupan organisme tanah dengan baik dan memberikan pertumbuhan tanaman yang baik.
Ia mengaku melakukan penelitian bersama tim untuk mengembangkan batuan alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan sekaligus dapat meningkatkan kualitas tanah dan aman bagi lingkungan menggunakan batuan zeolite, hingga akhirnya menemukan beberapa formulasi pupuk majemuk menggunakan bahan utama zeolite.
Menurut dia, salah satu formulasi pupuk yang sudah melalui serangkai pengujian dan telah mendapatkan paten, hak kekayaan intelektual, izin merek dagang, dan izin edar adalah pupuk N Zeo-SR Plus (Nitrogen Zeolite Slow Release Plus).
Guru besar lainnya yang dikukuhkan, Prof. Dr.sc.agr. Ir. Muhamad Bata, M.S., IPU. menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Strategi Pengurangan Emisi Gas Metan (CH4) dan Dinitrogen Oksida (N20) Melalui Perbaikan Pakan dan Pemilihan Bangsa Sapi Lokal Sebagai Bagian dari Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem Bumi”.
Sebagai akademisi yang berkecimpung di bidang ilmu nutrisi khususnya pakan dan nutrisi ruminansia, dia berusaha untuk mengurangi emisi gas CH4 dan N2O melalui penelitian peningkatan kualitas pakan berserat tinggi khususnya jerami padi teknologi fermentasi dan formulasi konsentrat berbasis sinkronisasi energi dan nitrogen.
Ia mengatakan penggunaan daun waru yang mengandung saponin dan flavonoid sebagai aditif alami mampu menurunkan metan dan peningkatan pertambahan berat badan sapi dan efisiensi pakan dan pemilihan bangsa sapi lokal.
Menurut dia, upaya mengurangi emisi metan dan dinitrogen oksida dengan menerapkan konsep bio ekonomi sirkular melalui integrasi pertanian padi dengan peternakan sapi, kambing dan domba.
Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr., IPU mengatakan perguruan tinggi adalah ladang persemaian ilmu pengetahuan, sebagaimana juga dia sebagai padang penggembalaan ide dan gagasan peradaban, sedangkan kampus adalah samudra akan kebajikan dilahirkan sebagaimana dia juga diharapkan menjadi tempat merawat kemanusiaan yang peka akan keberlanjutan kehidupan yang hakiki.
“Akademisi yang mumpuni dengan disiplin ilmunya, menjadi pemantik lahirnya generasi masa depan yang unggul, riset yang berdaya saing, dan kecerdasan yang berpihak pada apa yang menjadi harapan dari masyarakat, bangsa, negara, serta nilai-nilai kemanusiaan,” ungkap Rektor.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kelima profesor tersebut telah mencapai puncak karier profesionalnya sebagai seorang dosen.